LUWU, Tabloid SAR- Ratusan
mahasiswa dari berbagai Perguruan Tinggi di Kota Palopo bersama masyarakat Walmas
(Walenrang – Lamasi), Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan (Sulsel) yang tergabung
dalam Aliansi Forum Mahasiswa dan Masyarakat untuk Luwu Tengah (Format Luteng) menggelar
aksi unjukrasa.
Aksi tersebut, mulai digelar di daerah
Karetan, tak jauh dari perbatasan Kabupaten Luwu dengan Kota Palopo, tepatnya
di Jalan Trans Sulawesi Km 14 poros Palopo – Masamba, Desa Bara’mamase,
Kecamatan Walenrang, Kabupaten Luwu, Sulsel, Senin (12/11/2018) siang.
Unjukrasa ini, merupakan momentum peringatan ‘Tragedi Walmas Berdarah’ untuk
mengenang korban jiwa dan luka-luka pada tanggal, 12 November 2013 silam,
ketika mahasiswa dan masyarakat Walmas menggelar aksi memperjuangkan pembentukan
Daerah Otonomi Baru (DOB) Kabupaten Luteng.
BACA JUGA : Aktivis Palopo Suarakan Aspirasi Masyarakat Rampi, Desak Gubernur Sulsel dan Bupati Lutra
Aksi yang digelar Format Luteng kali ini,
juga bertujuan untuk mendesak pemerintahan rezim Jokowi - JK, agar segera
mencabut moratorium pemekaran DOB di seluruh wilayah Indonesia, serta segera
memekarkan Kabupaten Luwu dan membentuk DOB Kabupaten Luteng.
Hal itu diungkapkan oleh Jenderal Lapangan
Format Luteng, Haikal ketika mengawali aksi tersebut, di daerah Karetan, Desa
Bara’mamase, Kecamatan Walenrang, Kabupaten Luwu.
Menurutnya, pemerintahan Jokowi – JK harus
segera mencabut moratorium DOB di Indonesia, agar Kabupaten Luwu bisa
dimekarkan dan DOB Kabupaten Luteng dapat segera dibentuk.
“Kawan-kawan seperjuangan, aksi kita saat ini
bukan hanya dalam rangka memperingati peristiwa Tragedi Walmas Berdarah yang
terjadi 5 tahun silam, yakni pada tanggal 12 November 2013,” kata Haikal
mengawali orasinya ketika aksi Format Luteng dimulai.
“Yang mana dalam Tragedi Walmas Berdarah,
satu orang warga Walmas direnggut nyawanya secara paksa setelah sebuah peluru
tajam milik aparat kepolisian bersarang di dadanya, serta puluhan mahasiswa dan
masyarakat Walmas menderita luka-luka saat direpreship secara brutal oleh
aparat kepolisian kalah itu, karena mereka (mahasiswa dan masyarakat- red)
memperjuangkan pembentukan DOB Kabupaten Luteng,” sambungnya.
Sementara, Bangsi Bati ketika menyampaikan
orasinya dalam aksi tersebut, menegaskan bahwa tuntutan terhadap pemerintahan
rezim Jokowi – JK untuk segera mencabut moratorium pembentukan DOB di Indonesia
dan segera memekarkan Kabupaten Luwu, guna mempercepat pembentukan DOB Luteng
adalah aspirasi masyarakat Walenrang – Lamasi (Walmas) yang mengiinginkan
pembentukan DOB Kabupaten Luteng.
“Aspirasi masyarakat Walmas yang menginginkan
pembentukan DOB Kabupaten Luteng adalah sebuah tuntutan yang sangat realistis.
Pasalnya, jika ditinjau dari berbagai aspek untuk memekarkan Kabupaten Luwu dan
membentuk DOB Luteng, sebenarnya seluruh persyaratannya sudah dapat dipenuhi
sesuai dengan ketentuan yang ada. Hanya saja mungkin pemerintah pusat saat ini,
tidak punya etikat baik untuk mengakomodir aspirasi masyarakat Walmas,” teriak
Bangsi dengan suara lantang saat berorasi di depan ratusan massa aksi Format
Luteng.
Selain itu, Bangsi menambahkan bahwa aspirasi
masyarakat Walmas yang menginginkan pemekaran dan pembentukan DOB Kabupaten
Luteng, jangan dipolitisir sedemikian rupa oleh para elit politik, baik yang
ada pada tingkat kabupaten maupun pada tingkat provinsi dan pusat.
“Aspirasi masyarakat Walmas ini, mestinya
diperjuangkan bersama dan dikawal oleh seluruh elit politik yang berasal dari
Tana Luwu. Bukan malah sebaliknya, dipolitisir untuk kepentingan pribadi atau
kelompok elit tertentu, dalam upaya memenuhi hasrat dan keserakahan mereka yang
pragmatis,” ketusnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh para orator
lainnya, dalam aksi tersebut.
Mereka menegaskan bahwa perjuangan
pembentukan DOB Kabupaten Luteng adalah harga mati bagi mahasiswa dan
masyarakat Walmas, serta seluruh Wija To Luwu (bangsa berdarah Luwu- red).
“Perjuangan kita ini adalah harga mati bagi
kita. Artinya pemerintahan Jokowi – JK harus segera mencabut moratorium
pembentukan DOB di Indonesia, dan harus pula segera mempercepat pembentukan DOB
Kabupaten Luteng,” ujar para orator Format Luteng dengan suara lantang.
Aksi yang dimulai sekitar pukul 11.00 WITA di
daerah Karetan tersebut, berakhir di Lapangan Batusitanduk, Kelurahan Bulo,
Kecamatan Walenrang, Kabupaten Luwu, Sulsel, sekitar pukul 14.00 WITA.
Meski aksi ini, sempat mengakibatkan
kemacetan panjang ketika ratusan massa Format Luteng melakukan long march dari
daerah Karetan Km 14 poros Palopo – Masamba menuju Km 19 di depan Lapangan
Batusitanduk, dan melakukan aksi pembakaran ban bekas, namun aksi tersebut,
tetap dapat berjalan lancar dan aman, dengan pengawalan ketat dari jajaran personil
Polres Luwu dan Polsek Walenrang.
BACA JUGA : Gempur Bastem Demo di Kantor DPRD Luwu Persoalkan Proyek Rabat Beton Poros Bonglo- Beuma
Untuk diketahui, perjuangan DOB Kabupaten
Luteng sudah di mulai sejak pertengahan tahun 2005 lalu. Namun dalam prosesnya,
pada tanggal 24 Oktober 2013 silam, DPR RI melakukan rapat paripurna dan
menyepakati pembentukan DOB sebanyak 65 daerah, tetapi DOB Luteng tidak
termasuk didalamnya.
Hal tersebut, menjadi pemicu aksi unjukrasa mahasiswa
asal Tana Luwu se- Sulsel bersama masyarakat Walmas, secara besar-besaran
selama sepekan mulai dari tanggal 5 – 12 November 2013.
Dalam aksi itu, massa yang menuntut pemekaran
Kabupaten Luwu dan pembentukan DOB Kabupaten Luteng, sempat menutup Jalan Trans
Sulawesi poros Palopo – Masamba selama beberapa hari.
Diketahui pula, hingga kini pemerintahan Jokowi
– JK belum mencabut moratorium pemekaran daerah dan pembentukan DOB di
seluruh wilayah Indonesia. Kebijakan tersebut, mulai diberlakukan sejak akhir
tahun 2013.
Format Luteng merupakan gabungan dari sejumlah
lembaga kemahasiswaan dan oragnisasi kepemudaan di Tana Luwu, yakni IMWAL,
IPMR, IPMAL, HMRI, HAM BASTEM, HAM LUTIM, GMKI, HMI MPO, LMND, BEM UNCP, BEM
STISIPOL, HM-PGSD UNCP, HMTI UNCP, dan HMTS UNANDA.
Penulis : Jirham
Editor : William Marthom
Tidak ada komentar:
Posting Komentar